PT dirgantara Indonesia
a. PT Dirgantara Indonesia
Industri | Dirgantara dan Pertahanan |
---|---|
Didirikan | PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio Jakarta, Indonesia 23 Agustus 1976 PT Industri Pesawat Terbang Nusantara Jakarta, Indonesia 11 Oktober 1985 PT Dirgantara Indonesia Bandung, Indonesia 24 Agustus 2000 |
Kantor pusat | , Indonesia |
Tokoh kunci | Elfien Goentoro |
Produk | Pesawat komersial Pesawat militer Komponen pesawat Servis pesawat Pertahanan |
Pemilik | Pemerintah Indonesia |
Karyawan | 4.400 (2017) |
Anak usaha | IPTN North America, Inc PT Nusantara Turbin & Propulsi PT General Electric Turbine Service |
Pada awal hingga pertengahan tahun 2000-an Dirgantara Indonesia mulai menunjukkan kebangkitannya kembali, banyak pesanan dari luar negeri seperti Thailand, Malaysia, Brunei, Korea, Filipina dan lain-lain.[butuh rujukan] Meskipun begitu, karena dinilai tidak mampu membayar utang berupa kompensasi dan manfaat pensiun dan jaminan hari tua kepada mantan karyawannya, DI dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 4 September 2007.[1] Namun pada tanggal 24 Oktober 2007 keputusan pailit tersebut dibatalkan.[2].
Tahun 2012 merupakan momen kebangkitan Dirgantara Indonesia. Pada awal 2012 Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 pesawat CN235 pesanan Korea Selatan. Selain itu Dirgantara Indonesia juga sedang berusaha menyelesaikan 3 pesawat CN235 pesanan TNI AL, dan 24 Heli Super Puma dari EUROCOPTER.
Selain beberapa pesawat tersebut Dirgantara Indonesia juga sedang menjajaki untuk membangun pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman KFX.
LAPIP
Kependekan dari Lembaga Persiapan Industri Penerbangan diresmikan pada 16 Desember 1961, dibentuk oleh KASAU untuk mempersiapkan Industri Penerbangan yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional Indonesia
Sehubungan dengan ini LAPIP pada tahun 1961 menandatangani perjanjian kerjasama dengan CEKOP (industri pesawat terbang Polandia) untuk membangun sebuah industri pesawat terbang di Indonesia.
Kontrak dengan CEKOP:
- Menbangun gedung untuk fasilitas manufaktur pesawat terbang
- Pelatihan SDM
- Memproduksi PZL-104 Wilga under licence sebagai Gelatik
Gelatik
Pesawat Gelatik diproduksi sebanyak 44 unit,dipergunakan sebagai pesawat terbang pertanian, transpor ringan, dan aero-club
LIPNUR
Pada tahun 1965 Berdiri KOPELAPIP (Komando Pelaksana Industri Pesawat Terbang) dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari melalui Dekret Presiden. Setelah pada tahun 1966 Nurtanio meninggal, Pemerintah menggabungkan KOPELAPIP dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi LIPNUR kependekan dari Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio untuk menghormati kepeloporan almarhum Nurtanio.
Kemudian setelah itu datanglah BJ Habibie yang mengubah LIPNUR menjadi IPTN yang dikemudian hari sempat tercatat sebagai industri pesawat terbang termaju di negara berkembang.
d. Visi dan Misi PT Dirgantara Indonesia
Visi:
- Menjadi Pemimpin Pasar Pesawat Turboprop Kelas Menengah Dan Ringan Serta Menjadi Acuan Dari Perusahaan Dirgantara Di Wilayah Asia Pasifik Dengan Mengoptimalkan Kompetensi Industri Dan Komersial Terbaik.
Misi:
- Sebagai pusat kompetensi dalam industri kedirgantaraan dan misi militer serta untuk aplikasi non-aerospace yang relevan.
- Sebagai pemain kunci di industri global yang memiliki aliansi strategis dengan industri kedirgantaraan kelas dunia lainnya.
- Memberikan produk dan jasa yang kompetitif dalam hal kualitas dan biaya.
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menawarkan pesawat model tempur CN235 Gunship pada pameran Maritim dan Kedirgantaraan Internasional Langkawi atau Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA) 2019 di Malaysia.
Pameran yang membidik pangsa pasar internasional itu digelar pada 26-30 Maret 2019. Beberapa negara yang berpotensi dijadikan sebagai potential customer adalah Filipina, Pakistan, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Senegal.
“Keikutsertaan PTDI dalam acara rutin dua tahunan ini merupakan salah satu upaya perluasan pemasaran dan peningkatan penjualan berbagai produk dan jasa yang dihasilkan selama ini,” kata Manajer Komunikasi Perusahaan & Promosi PT Dirgantara Indonesia (persero) Adi Prastowo dalam siaran persnya kemarin.
Menurut dia, beberapa produk yang ditawarkan PTDI pada pameran tersebut seperti pesawat CN235-220, NC212i, dan N219 Nurtanio serta jasa Aircraft Maintenance, Repair, Overhaul (MRO).
Dalam kesempatan itu, PTDI juga menampilkan pesawat model CN235 Gunship. Pesawat yang menggunakan mesin turboprop General Electric CT7-9C3 ini akan di persenjatai menggunakan kanon tunggal kaliber 30 mm. Pesawat CN235 Gunship juga akan dilengkapi dengan sistem persenjataan lain, seperti pemasangan gantungan senjata di rumah roda (sponsor un dercarriage).
“PTDI mengembangkan pesawat CN235 Gunship berdasarkan kebutuhan pasar. Misalnya digunakan sebagai pesawat dukungan tembakan bagi pasukan darat, Combat SAR, pengawasan laut, maupun patroli garis perbatasan,” jelas dia. (Arif Budianto)(dni)
f. Kelebihan pengalaman pt dirgantara indonesia
1) Kekuatan PTDI Dalam Daya Tawar Terhadap Pemasok
Untuk menunjang suplai komponen produksi pesawat terbang, PTDI menghadapi kondisi pemasok yang didominasi beberapa perusahaan. Sejauh ini bidang rekayasa, rancang dan bangun serta produksi pesawat terbang yang dilakukan disuplai oleh pemasok luar negeri. Dapat dikatakan PTDI memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap pemasok luar negeri. Pasokan komponen PTDI sampai saat ini masih dari luar negeri, namun keberlangsungan produksi pesawat masih dapat dilakukan. Selain itu, produksi pesawat PTDI setiap tahunnya rata-rata hanya 6 buah, cukup sulit untuk memiliki daya tawar terhadap pemasok. Ketergantungan PTDI terhadap pemasok luar negeri mengindikasikan tidak adanya kemandirian industri pertahanan nasional. Daya saing industri PTDI dalam pesawat terbang nasional hanya dapat terwujud apabila memilki kemandirian dalam menciptakan industri-industri yang menjadi pemasok produksi PTDI dari dalam negeri. Sebagai sebuah industri strategis yang sebagian besar modalnya dari pemerintah, seharusnya PTDI juga mampu mendorong kemajuan industri lokal. PTDI bersama pemerintah harus mampu membuat stimulus menciptakan industri pendukung dalam negeri untuk menjadi pemasok dalam industri pesawat terbang nasional. Pemerintah saat ini memberikan perhatian lebih mengingat posisi PTDI sebagai „lead integrator‟ dalam industri pertahanan di Indonesia.Berdasarkan kondisi pemasok tersebut, dapat dikatakan PTDI belum memiliki kekuatan daya tawar pemasok yang mandiri yang dikontribusi oleh industri pemasok dalam negeri. Walaupun mampu menjaga keberlangsungan produksi dengan mengandalkan pemasok dari luar negeri, namun belum mampu menciptakan kemandirian industri pesawat nasional, sehingga dapat dikatakan memiliki daya saing industri yang masih rendah. Hal ini dikarenakan kemampuan daya saing dan kemandirian PTDI sebagai industri pertahanan yang modalnya dari pemerintah, seharusnya mampu menciptakan industri pendukung dalam negeri sebagai pemasok dari industrinya.
2) Kekuatan PTDI Dalam Daya Tawar Terhadap Pembeli
Indentifikasi daya tawar pembeli memberikan penjelasan bagaimana PTDI menerapkan strategi dalam menentukan hargaserta memberikan penawaran peningkatan kualitas ataupun layanan lebih.Untuk meningkatkan pembelian pesawat hasil produksi PTDI, dilakukan sejumlah strategi. Beberapa strategi yang dilakukan diperuntukkan agar PTDI juga memiliki kekuatan daya tawar terhadap pembelinya. Strategi yang diterapkan oleh PTDI untuk meningkatkan pembelian diantaranya membangung branding, masuk dalam pasar captive market, menawarkan produk yang customer oriented, dan mengambil konsumen utama pemeritah.Produk yang dijual PTDI menyasar pasar yang „captive market‟. Pasar captive marketini merupakan pasar yang diidentifikasi oleh PTDI sebagai pasar khusus pesawat angkut dengan kualifikasi produk yang ditawarkan jumlah produsennya masih terbatas. Alasan mengambil ceruk pasar khusus ini, dikarenakan PTDI tidak berusaha menyaingi kompetitor yang besar seperti Airbus atau Boeing. Selain itu, produk yang „captive market‟ tersebut membuat PTDI memiliki produk yang unggul di kelasnya yang secara perbandingan kualitas setara dengan Airbus dengan tidak membuat harganya paling murah di pasar.Strategi PTDI terhadap pembeli lainnya adalah kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan komponen pesawat sesuai pesanan pembeli. Kemampuan tersebut menjadikan PTDI mampu memberikan pelayanan baik terhadap konsumennya. Pelayanan produk yang berorientasi pada permintaan konsumen.
g. Daftar klien
IPTN North America, Inc
PT Nusantara Turbin & Propulsi
PT General Electric Turbine Service
h. Kontak Informasi
Jam Pelayanan Informasi
Senin – Kamis : 09.00 – 11.30 WIB – ishoma – 13.00 – 16.00 WIB
Jumat : 09.00 – 11.00 WIB – ishoma – 14.00 – 16.00 WIB
Sekretariat PPID
PT Dirgantara Indonesia (Persero) Gedung Pusat Manajemen lantai 9 Jl. Pajajaran No. 154 Bandung 40174
Telepon/Faks:
- 1. PPID 022 – 6054168
- 2. Protokol 022 – 6032145, 022 – 6054157
- 3. Humas 022 – 6054167
Email : pub-rel@indonesian-aerospace.com
Website : www. Indonesian-aerospace.com
i. identitas siswa/pembuat profil organisasi
a. Nama Lengkap : Wulan Dian Lestari
b. Kelas : XI OTKP 1
c. Mata Pelajaran : OTK. Kehumasan
d. Nama Sekolah : SMK MUTIARA 1 BANDUNG